Metroetam.com, Jakarta – Data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus signifikan sebesar 4,42 miliar dolar AS pada November 2024. Angka ini melampaui capaian bulan sebelumnya, yaitu 2,48 miliar dolar AS.

Bank Indonesia menilai, surplus ini memberikan kontribusi positif terhadap ketahanan eksternal perekonomian nasional sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan, surplus ini terutama didorong oleh peningkatan neraca perdagangan nonmigas.

“Neraca perdagangan nonmigas November 2024 mencatat surplus sebesar 5,67 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,80 miliar dolar AS,” tulisnya dalam keterangan resmi.

Kinerja ekspor nonmigas yang mencapai 22,69 miliar dolar AS menjadi faktor dominan dalam surplus ini. Produk berbasis sumber daya alam seperti nikel, besi, baja, serta mesin dan peralatan mekanis mencatat peningkatan signifikan.

Selain itu, ekspor ke negara-negara mitra utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi pendorong utama, menunjukkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.

Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas berhasil ditekan menjadi 1,25 miliar dolar AS. Penurunan ini dipengaruhi oleh berkurangnya impor migas secara lebih signifikan dibandingkan penurunan ekspor migas.

Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lainnya, guna memastikan ketahanan ekonomi tetap terjaga. Langkah-langkah ini dinilai penting untuk menjaga stabilitas eksternal, mendukung daya saing ekspor, dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian global.

Dengan peningkatan surplus ini, Indonesia menunjukkan kemampuan yang kuat dalam menghadapi tantangan ekonomi global sekaligus membuktikan potensi besar di sektor ekspor nonmigas.

“Ke depan, kebijakan strategis dan kolaboratif diharapkan terus mendorong kontribusi sektor ini bagi perekonomian nasional,” tutup Ramdan. (**/MJ)

BACA  Ekonomi Kaltim Stabil, Inflasi November 2024 Hanya 1,54 Persen

Iklan