Metroetam.com, Balikpapan – Seekor paus sperma sepanjang 25 meter ditemukan terdampar di Pantai Teritip, Balikpapan, dalam kondisi mati setelah sempat berhasil dievakuasi ke tengah laut.
Paus yang telah terdampar di perairan dangkal selama tiga hari tersebut berhasil ditarik ke laut oleh Ditpolairud Polda Kaltim bersama instansi terkait pada Kamis, namun sayangnya pada Jumat siang, paus kembali terlihat di pesisir dalam kondisi tak bernyawa.
Menurut Bripka Taufik, Anggota Binmas Perairan Ditpolairud Polda Kaltim, evakuasi dilakukan dengan harapan paus bisa kembali hidup, namun takdir berkata lain.
Bripka Taufik menjelaskan bahwa tim terus melakukan pemantauan hingga Sabtu pagi. Paus yang ditemukan mati di pesisir ini menunjukkan tidak ada luka di tubuhnya.
Saat paus ditemukan di perairan dangkal, ada beberapa kemungkinan penyebabnya, seperti sakit, hendak melahirkan, atau mungkin terpengaruh oleh gempa yang menyebabkan sensor navigasinya tidak berfungsi dengan baik, sehingga terdampar.
“Kemarin kami lihat paus berenang cepat setelah ditarik ke tengah laut. Kami berharap ia bisa bertahan hidup. Namun, Jumat siang, paus kembali ke pesisir dalam kondisi sudah mati,” ungkap Bripka Taufik.
Saat ini, tim gabungan berusaha mencari lokasi yang memudahkan masuknya alat berat untuk mengangkat bangkai paus dan mengambil sampel. Proses penguburan juga akan dilakukan secepatnya setelah semua persiapan selesai. Upaya ini membutuhkan perencanaan dan penanganan yang tepat untuk menghindari risiko penyebaran penyakit dari bangkai paus.
Paus sperma, salah satu spesies mamalia laut terbesar, sering kali muncul di perairan dangkal karena beberapa alasan, seperti sakit atau hendak melahirkan. Namun, terdamparnya paus kali ini diduga akibat gangguan sensor navigasi karena gempa yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Kejadian ini menambah daftar panjang kasus terdamparnya mamalia laut di pesisir Indonesia.
“Kami tidak menemukan adanya luka di tubuh paus ini,” kata Bripka Taufik.
Paus memang sering kali muncul di perairan dangkal saat sakit atau ingin melahirkan, namun beberapa kasus disebabkan oleh gangguan navigasi akibat gempa. Dalam dua hari terakhir, Paus ini terus terpantau sebelum akhirnya ditemukan mati di pesisir. (MJ)