Metroetam.com, Samarinda – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, menyampaikan bahwa Bank Indonesia terus memantau berbagai indikator ekonomi makro dalam menentukan arah kebijakan suku bunga.
Salah satu pertimbangan utama adalah kondisi inflasi yang mulai menunjukkan penurunan, serta nilai tukar rupiah yang semakin stabil, saat ini bergerak ke kisaran Rp16.300 per dolar AS.
Menurut Budi, meskipun tantangan global masih ada, kondisi ekonomi makro Indonesia relatif menunjukkan perbaikan. Stabilitas yang mulai terlihat ini menjadi dasar bagi BI untuk memberikan sinyal pelonggaran kebijakan suku bunga.
“Kami melihat konsumsi masyarakat mulai menurun. Oleh karena itu, ada keinginan agar suku bunga perbankan bisa ikut turun ke depan. Ini menjadi bagian dari upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya baru-baru ini.
Langkah pelonggaran ini sejalan dengan strategi kebijakan makroprudensial yang saat ini tengah dijalankan BI, termasuk melalui Kredit Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Kebijakan ini ditujukan untuk mendorong sektor perbankan agar lebih aktif menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif dan unggulan di daerah.
“Dengan KLM, dana yang disimpan di BI akan berkurang, sehingga bank memiliki ruang lebih besar untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat dan pelaku usaha,” kata Budi Widihartanto.
BI Kaltim juga menegaskan komitmennya untuk mendorong perbankan dalam memperluas akses pembiayaan bagi masyarakat. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan daya beli, menggerakkan sektor riil, serta menjaga daya tahan ekonomi di tengah tekanan global.
Dengan kebijakan suku bunga dan makroprudensial yang sinergis, Bank Indonesia optimis stabilitas ekonomi nasional dapat terus dijaga, sambil mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami ingin mengembalikan stabilitas ekonomi dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang sudah mulai tercapai. Oleh karena itu, peran perbankan sangat penting dalam menyalurkan kredit ke sektor-sektor strategis,” tutup Budi Widihartanto. (MJ)