Metroetam.com, Samarinda – Ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan I 2024 menunjukkan pertumbuhan yang dinamis, mencapai 7,26 persen (yoy) dan menjadi yang tertinggi di antara provinsi di Kalimantan. Pertumbuhan ini didorong oleh dua sektor utama, yakni pertambangan dan perdagangan.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Bayuadi Hardiyanto mengatakan, sektor pertambangan, khususnya batubara, menjadi lokomotif utama pertumbuhan ekonomi Kaltim di triwulan I 2024. Hal ini ditopang oleh beberapa faktor.
Diantara faktor utama pertumbuhan ekonomi Kaltim ini yaitu peningkatan produksi batubara. Upaya korporasi pertambangan batubara untuk mengejar target produksi nasional yang lebih tinggi di awal tahun menjadi faktor utama. Hal ini sejalan dengan kenaikan target produksi nasional yang ditetapkan Kementerian ESDM dan permintaan domestik yang masih tinggi.
“Kenaikan harga batubara acuan (HBA). Kenaikan HBA di triwulan I 2024 mendorong peningkatan nilai ekspor batubara, meskipun volume ekspor tercatat melambat di triwulan II 2024 karena penurunan permintaan dari negara mitra dagang utama, terutama Tiongkok,” katanya.
Bayuadi mengatakan, sektor perdagangan juga mengalami pertumbuhan yang signifikan di triwulan I 2024. Peningkatan konsumsi rumah tangga, didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat, menjadi faktor pendorong utama.
“Di sisi lain, perbaikan kinerja ekspor non-migas, khususnya produk kayu dan olahannya, turut menyumbang pada pertumbuhan sektor ini,” ujarnya.
Meskipun dua sektor utama mengalami pertumbuhan, industri pengolahan justru terkontraksi 0,64 persen (yoy). Penurunan ini disebabkan oleh penurunan kinerja industri CPO yang lebih dalam dibandingkan dengan peningkatan industri migas. Nilai ekspor CPO tumbuh melambat di periode tersebut, di tengah nilai ekspor migas yang lebih tinggi seiring dengan perbaikan harga.
Bank Indonesia (BI) Kaltim memprakirakan, ekonomi Kaltim akan terus tumbuh di kisaran 5,50-6,30 persen sepanjang tahun 2024. Pertumbuhan ini akan didorong oleh peningkatan kinerja lapangan usaha pertambangan, industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan.
Namun, industri pengolahan masih menjadi tantangan utama yang perlu diatasi. Diperlukan upaya diversifikasi produk dan peningkatan nilai tambah pada sektor ini untuk mendorong pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.
“Penguatan infrastruktur dan peningkatan sumber daya manusia juga menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing industri Kaltim di pasar global,” imbuhnya. (MJ)