Mediaborneo.net, Samarinda – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda memastikan stok beras murah melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) aman hingga Desember 2025. Namun, Pemkot menegaskan pentingnya pengawasan ketat agar distribusi tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.
Hal ini dibahas dalam rapat koordinasi (Rakor) yang dipimpin Wakil Wali Kota Samarinda, H. Saefuddin Zuhri, pada Kamis (11/9/2025). Rapat dihadiri Kodim 0901, Polresta Samarinda, Bulog, serta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Dalam pelaksanaannya, beras SPHP dijual Rp60.000 per 5 kilogram dengan pembatasan maksimal 10 kilogram per orang. Titik penyaluran difokuskan di kios Pemkot, Kodim, dan Polresta Samarinda.
“Distribusi harus diawasi bersama agar tidak ada praktik penimbunan maupun penyalahgunaan. Masyarakat yang benar-benar membutuhkan harus mendapat prioritas,” tegas Saefuddin Zuhri.
Bulog sendiri menyiapkan 7.700 ton beras SPHP untuk Kalimantan Timur, dengan alokasi signifikan bagi Samarinda. Jumlah tersebut diprediksi cukup menjaga stabilitas harga pangan menjelang akhir tahun, periode di mana permintaan beras biasanya meningkat.
Pemerintah juga memberi peringatan kepada pedagang yang kedapatan menjual di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp65.500 per 5 kilogram.
“Jika ditemukan harga lebih tinggi, itu akan langsung ditindak karena beras SPHP memang ditujukan sebagai solusi ketersediaan pangan murah,” ujar perwakilan Bulog Samarinda.
Dengan langkah pengawasan ketat ini, Pemkot berharap Operasi Pasar Murah benar-benar bermanfaat bagi warga Samarinda, terutama masyarakat berpenghasilan rendah yang paling terdampak kenaikan harga kebutuhan pokok. (MJ)