Metroetam.com, Samarinda –   Pemikiran ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo kembali menjadi bahan diskusi nasional dalam Panel Discussion bertajuk “Soemitronomics, Gagasan, Langkah, dan Pengaruh Ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo” yang digelar oleh ISEI Cabang Samarinda, bekerja sama dengan Pengurus Pusat ISEI dan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim).

Bertempat di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, kegiatan ini tidak hanya membedah warisan intelektual tokoh ekonomi nasional tersebut, tetapi juga menegaskan kembali pentingnya menjadikan pemikiran Soemitro sebagai acuan dalam perumusan kebijakan ekonomi yang berkelanjutan dan berpihak pada rakyat.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Lambang Subagiyo, Wakil Rektor Bidang Akademik Unmul, menekankan bahwa pembangunan inklusif sebagaimana yang dicita-citakan Soemitro sangat relevan dengan kebutuhan Indonesia saat ini.

“Soemitro menekankan pentingnya keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dalam pembangunan. Kita perlu kembali ke gagasan dasar ini untuk memastikan kebijakan yang adil,” ujarnya.

Dr. Solikin M. Juhro, Sekretaris Umum Pengurus Pusat ISEI, menyatakan bahwa Soemitronomics menuntut pemerintah untuk memperkuat sektor domestik, menjaga rasionalitas dalam menghadapi tantangan global, serta menjadikan data dan riset sebagai basis pembuatan kebijakan. Menurutnya, tiga prinsip tersebut menjadi landasan yang tak lekang oleh waktu.

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Budi Widihartanto, menyoroti pentingnya mengelaborasi kembali pemikiran-pemikiran Soemitro melalui diskusi akademik dan praktik kebijakan yang konkret.

Dia menyampaikan bahwa saat ini struktur ekonomi Kaltim masih sangat bergantung pada sektor ekstraktif, seperti pertambangan dan migas. Oleh karena itu, menurut Budi, dibutuhkan langkah nyata untuk mendorong transformasi ekonomi Kaltim ke arah yang lebih produktif dan berkelanjutan.

“Bank Indonesia sangat menyadari bahwa pembangunan ekonomi yang terlalu bergantung pada sektor ekstraktif tidak akan memberikan daya tahan yang kuat terhadap guncangan eksternal. Maka dari itu, transformasi ekonomi melalui diversifikasi sektor menjadi sebuah keharusan. Pemikiran Soemitro Djojohadikoesoemo yang menekankan pentingnya penguatan sektor industri dan pertanian, serta pembentukan kelas menengah yang produktif, sangat relevan untuk dijadikan acuan dalam pembangunan daerah ke depan,” ucap Budi Widihartanto.

BACA  Polsek Sungai Pinang Tangkap Lansia Pengedar Sabu dan Ekstasi

Dia juga menegaskan bahwa BI Kaltim bersama ISEI Cabang Samarinda telah menjalin kerja sama strategis dalam menghasilkan berbagai kajian dan riset ekonomi sejak tahun 2024. Kajian-kajian tersebut bahkan telah dijadikan sebagai salah satu dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Timur 2025–2029.

Panel diskusi menghadirkan para ekonom terkemuka, seperti Amalia Adininggar Widyasanti, Prof. Ari Kuncoro, dan Prof. Ahmad Erani Yustika, yang menyoroti pentingnya industrialisasi berbasis riset dan pengembangan, serta peran koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan.

Diskusi ini menjadi refleksi bahwa warisan pemikiran Soemitro tidak hanya penting secara historis, tetapi juga sangat relevan dalam konteks Indonesia yang sedang bertransformasi menuju ekonomi berdaya saing tinggi di tengah tantangan globalisasi. (MJ)

Iklan